Kominfo Kulonprogo Kunjungi BSI UII untuk Studi Banding Pengelolaan Infrastruktur dan Layanan TI
Yogyakarta, 14 Mei 2025 — Dalam rangka memperkuat kapasitas tata kelola teknologi informasi dan mendorong percepatan transformasi digital di wilayah pemerintahan daerah, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Kulonprogo melaksanakan kegiatan studi banding ke Badan Sistem Informasi (BSI) Universitas Islam Indonesia (UII).
Kunjungan ini bertujuan untuk menggali pengalaman dan praktik terbaik yang telah diterapkan oleh BSI UII dalam mengelola sistem informasi, infrastruktur server, serta pengembangan aplikasi berbasis teknologi modern. BSI UII dipilih sebagai tujuan studi banding karena dinilai berhasil melakukan berbagai inovasi dalam tata kelola teknologi, baik dari sisi arsitektur sistem, pengelolaan sumber daya, hingga integrasi kerja tim yang adaptif terhadap tantangan digital saat ini.
Rombongan Kominfo Kulonprogo disambut oleh tim pengelola BSI UII dan mengikuti rangkaian diskusi mendalam yang membahas berbagai aspek transformasi digital di lingkungan kampus. Salah satu fokus utama diskusi adalah pengalaman BSI UII dalam melakukan transisi dari arsitektur aplikasi monolitik ke microservices. Perubahan ini dianggap krusial dalam mendukung fleksibilitas dan efisiensi pengembangan aplikasi, di mana setiap layanan kini dapat dikembangkan, dijalankan, dan diperbarui secara independen tanpa memengaruhi sistem secara keseluruhan.
Transformasi ini juga memungkinkan sistem lebih mudah diskalakan, terutama dalam menghadapi lonjakan trafik yang signifikan, seperti saat periode pendaftaran mahasiswa baru. Dengan pendekatan microservices, proses perawatan dan pengembangan menjadi lebih modular dan terfokus, sehingga membantu meningkatkan kecepatan inovasi sekaligus menjaga stabilitas layanan.
Selain aspek arsitektur, Kominfo Kulonprogo juga mempelajari penerapan teknologi containerization menggunakan Docker, serta orkestrasi layanan melalui Kubernetes, yang telah diadopsi BSI UII untuk mendukung pengelolaan aplikasi secara lebih efisien dan dinamis. Teknologi ini membantu dalam mengelola infrastruktur TI secara otomatis, menjaga konsistensi lingkungan kerja antar tim, serta mempercepat proses deployment dan scaling sistem.
Namun, teknologi saja tidak cukup. Dalam diskusi tersebut, BSI UII juga menekankan pentingnya budaya kerja kolaboratif antara tim pengembang (developer) dan tim operasional (ops), yang memungkinkan terwujudnya proses pengembangan dan pengelolaan sistem yang lebih harmonis, minim konflik, serta berorientasi pada penyelesaian masalah secara bersama-sama.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kerangka kerja pengelolaan teknologi informasi yang lebih adaptif dan terukur di lingkup Pemerintah Kabupaten Kulonprogo. Hasil studi banding ini akan menjadi referensi strategis dalam merancang sistem layanan publik berbasis digital yang lebih tangguh dan berkelanjutan, sejalan dengan kebutuhan transformasi digital di era modern.